Sepulang sekolah, Jana dan Jono mencari tanah untuk bahan permainan. Jana usianya 10 tahun sedangkan Jono 11. Jana mengusulkan tanah liat saja yang mudah dibentuk.
Ia turun ke sawah, sesampai di sana Jon mengusulkan agra mencari tanah dari banyak tempat. Tujuannya agar warna-warni. Keduanya mengumpulkan tanah lalu membuat mainan.
Jana, dan Joni asik sekali main tanah. Ketika bedug asar berkumandang orang tuanya memanggil. Keduanya pulang. Sesampai di rumah, ibunya berpesan boleh main tanah asal jangan lebih dari jam 5 sore. Jika lebih dari jam itu ibunya akan mengeluarkan dari rumah dan menitipkan di rumah Pamannya. Di sana, keduanya akan makan sendiri, cuci baju sendiri bahkan harus berpikir cari makan sendiri.
Menariknya, di rumah sang paman jauh dari ibu. Keduanya sering mengeluh ibunya galak. Suatu ketika keduanya justru bermain tanah sampai 6 sore, alasannya pulang mandi langsung salat magrib.
Keduanya dikeluarkan dari rumah bukan murni kesalahannya. Tamiri, anak seusianya sangat suka menghasut. Dia juga yang mengajak Jana Jono pulang magrib.
Nah, pantangan ini dilanggar oleh keduanya. Makanya sang ibu mengeluarkan dan mengirimkan ke rumah Pamannya. Sejak saat itu keduanya mandiri. Makan sendiri, mandi, tidur, bahkan mencari uang sendiri.
Peristiwa Jana dan Jono dikeluarkan dari rumah terjadi di hari Jumat, keduanya kembar lahir di hari Jumat.
Walau susah, keduanya tidak bisa pulang ke rumahnya begitu saja. Meski begitu sang ibu tetap mendengar permintaan keduanya. Jika keduanya meminta ibunya akan memberi. Jana dan Jono sudah meminta maaf pada sang ibu, namun ibunya memilih memberikan pengajaran. Ia menitipkan sang anak di rumah kakaknya.
Sekitar 10 tahun kemudian lahirnya adik Jana dan Jono. Adiknya diberi nama Baim. Setelah dewasa Baim memiliki sifat tenang, berbakit pada orang tua. Tapi suatu ketika Baim diperintah ayahnya untuk mengumpulkan barang mainannya. Karena hendak pindah rumah. Saudaranya yang lain tidak mau. Dari 10 saudara hanya 2 orang yang nurut.
Sang ayah murka, akhirnya ayah membuang semua mainan saudara Baim. Kecuali yang nurut sama Baim.
Sejarah Penciptaan Manusia
Jika kita ingin memahami dengan mudah proses diciptakannya manusia, kisah Jana dan Jono bisa kita renungi.
Dalam islam, nabi Adam adalah manusia pertama yang diciptakan Allah. Allah menciptakannya dari tanah. Bukan hanya satu tapi tanah berbagai warna.
Artinya, tidak bisa disebut nabi diciptakan dari tanah Suria, Yaman atau Palestina. Melainkan Tanah dari seluruh dunia. Penciptaan ini ada di QS. Al, Baqarah ayat 30.
Kasuistik ini memunculkan sebuah pelajaran besar mengenai Tauhid. Yap, tauhid adalah kultus hanya Allah saja.
Di sisi lain, sejak diturunkan Nabi Adam ke Bumi, berbagai masalah pemyimpangan terhadap kepatuhan pada perintah Allah mulai terjadi. Misalnya pembunuhan pertama karena iri oleh Qabil. Kemudian sekitar 10 abad setelahnya, di zaman nabi Nuh.
Nabi Nuh, seorang nabi yang diperintahkan berdakwah selama 900 tahun lebih. Namun kaumnya membangkang. Allah memerintahkan Nabi Nuh membuat perahu sebagai teguran terakhir. Dari semua kaumnya hanya 80 orang yang mendengar, mereka ikut dalam perahu dan selamat. Istri dan anak Nabi Nuh pun tidak selamat karena membangkang.
Teori Munculnya Syirik
Kita bisa merujuk pada perbuatan iblis yang dengki pada Adam. Lalu iblis diusir dari surga. Dia bersumpah akan menyesatkan anak cucu Adam kecuali orang yang ikhlas.
Pada zaman Nabi Nuh, pembuatan patung yang jadi cikal bakal sesembahan mulai marak terjadi. Di sisi lain, diutuslah para nabi dan Rasul untuk memperbaiki kondisi kepatuhan pada Allah tersebut.
Patung yang dibuat sudah memporak-porandakan pola pikir, keyakinan dan sendi kehidupan. Banyak orang yang menyembah Allah dan Patung. Banyak pula yang menyembah patung saja, membuat sesaji untuk merek.
Nabi yang diutus dan memiliki keturunan para nabi dan rasul adalah Ibrahim. Ibrahim begitu fenomenal kisahnya memperbaiki umat. Salah satunya dia sempat dibakar oleh raja kala itu. Ibrahim diyakini lahir di Irak.
Kesimpulannya, Nabi dan rasul tersebut diharapkan bisa memperbaiki konsep monoteisme yang sudah hancur. Namun dibalik semua itu, sebenarnya ini adalah hikmah dari Allah untuk para khilafatullah fil ardh, sejak diturunkannya nabi Adam pada hari Jumat bersama istrinya.
Post a Comment
Post a Comment