Malik Badri, membeli sebuah ikan berukuran kecil dan menaruhnya di aquarium. Ikan ini memiliki pembawaan tenang, kalem. Si ikan selalu mengenal Malik dengan baik. Ketika Malik mendekatkan jarinya ke aquarium ikan ini akan merespon dengan baik. Singkat kata, si ikan ini memiliki fitrah yang baik.
Beberapa hari kemudian, ayah, ibu, dan adik Malik Badri membawa ikan lain ke dalam aquarium. Ikan tersebut mulai Lele yang beringas, Arapaima dan banyak lagi. Dari sini, Si Ikan Mas Milik Malik mulai gelisah. Lalu bercampurlah karakternya.
Malik memahami risiko ini, kemudian ia mencoba memisahkan. Si Ikan Mas dipisahkan ke wadah sendiri. mencoba mengembalikan ke fitrah aslinya.
Usaha Malik ini kemudian dikenal sebagai psikologi islam modern. Ilmu ini mengkaji mengenai psyche, atau al ilmu nafs atau dalam bahasa modern disebut psikologi.
Psikologi islam berbeda dengan lainnya. Di sini mempelajari psikologi bersumber al Quran dan hadits. Tidak ada campuran dari barat. Menariknya, psikologi islam menyertakan takdir, pengaruh ghaib seperti setan, jin dan adanya jiwa.
Mengenal Konsep Fitrah dalam Psikologi Islam
Sekarang fitrah. Ia adalah sifat asli manusia tentang pengakuan ketuhanan. Dan keinginan mengikuti-Nya.
Dalam teori psikologi islam, Fitrah menjadi urgensi penting untuk belajar An-nafs. Karena fitrah adalah bawaan manusia. Dengan fitrah manusia memiliki kecenderungan untuk berbuat baik. Meski begitu, fitrah bisa terganggu karea pengaruh dari luar.
Tapi, dalam kondisi sedemikian terganggu, manusia memiliki potensi untuk kembali kepada Allah dengan iman dan kebaikan.
Unsur Jiwa dalam Psikologi Islam
Untuk mempelajari teori jiwa atau an nafs dalam islam, pahami empat hal berikut, karena empat ini adalah unsur jiwa.
- Al Qalb (hati)
- Ar Ruh (roh)
- Al Aql (akal)
- Al iradah (keinginan)
Para cendekiawan muslim berusaha keras untuk mengitegrasikan nilai islam dalam psikologi. Era ini disebut juga dengan islamisasi psikologi.
Walau demikian, sebenarnya psikologi islam dan barat berbeda. Beberapa perbedaan itu kerap dituangkan sebagai kritik psikologi oleh para cendekiawan muslim seperti Malik Badri. Cendekiawan lain seperti Al Kindi, Ghazali dan banyak lagi.
Perbedaan paling signifukan antara psikologi islam dan barat adalah ketuhanan. Sehingga, psikologi islam menitikberatkan persoalan psikologi pada 4 unsur jiwa. Otomatis akan selalu bicara soal hati, ruh, akl, bahkan soal takdir, gangguan ghaib.
Dalam psikologi barat sendiri titik beratnya pada logika. Semua yang tidak bisa dibuktikan secara empiris maka dianggap tidah valid. Dari sini kita pahami unsur spiritual hanya ada dalam psikologi islam.
Padahal dalam psikologi klinis, seorang terapis tidak bisa hanya menitiberatkan pada perkara biologis atau sistem syaraf semata. Karena sumber penyakit jiwa harus dirunut dan dikaitkan dengan 4 unsur jiwa.
Kritik ini juga bermanfaat untuk implikasi pada pendidikan, penelitian psikologi, konseling dan semisalnya.
Kesimpulan penting! jika ingin komprehensip memahami psikologi, kita harus menyertahan aspek ruhani. Terutama soal keimanan. (.)
Disarikan dari modul 1 dalam matakuliah Sejarah & Filsafat Psikologi Islam
Dosen:
Profesor Dr. G. Hussein Rassool
PhD, MSc BA FRSPH, ILTM, FIAIP
Cert Ed. Cert Couns. Cert. Consultation & Supervision
Profesor Psikologi Islam
Post a Comment
Post a Comment